Kendari, Kemendikbud — Upaya
menguatkan pendidikan berjalan seiring dengan penguatan karakter bangsa,
sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,
yang mengamanatkan upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan
kebudayaan nasional.
Pemerintah telah memberikan
perhatian khusus pada pendidikan karakter yang menjadi landasan pembangunan
manusia Indonesia masa depan.
“Program penguatan pendidikan
karakter atau PPK telah diintegrasikan di 218.989 sekolah. Penyediaan 546 buku
cerita rakyat sebagai materi pendidikan karakter di sekolah. Dan program
Seniman Masuk Sekolah yang telah mengikutsertakan 54.000 seniman untuk mengajar
di 34 provinsi,” disampaikan Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman
(PCBM), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), Fitra Ardha, dalam sambutannya pada pembukaan Gebyar Hari
Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019, di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kota Kendari, Kamis (25/4/2019).
Disampaikan Fitra, pendidikan
saja tidak cukup. Diperlukan juga penguatan landasan kebudayaan yang menjangkau
seluruh warga bangsa. “Kuncinya adalah akses. Perluasan dan pemerataan akses.
Maka arah kebijakan peningkatan literasi budaya dan kewarganegaraan pun harus
didorong untuk memperluas dan meratakan akses publik terhadap keaneka-ragaman
budaya dan kesatuan imajinasi kebangsaan,” tutur Fitra Arda.
Direktur PCBM menyampaikan
pentingnya upaya meningkatkan literasi budaya yang mendorong perluasan dan
pemerataan akses masyarakat pada keaneka-ragaman budaya. Sehingga masyarakat
terpapar pada bentuk-bentuk kebudayaan yang berbeda di luar kelompok budayanya
sendiri. Serta senantiasa diingatkan pada interaksi antarbudaya yang membentuk
budayanya. Dengan demikian, diharapkan masyarakat tidak terputus dari akar
budaya tradisi yang membentuk kebudayaan nasional.
Sedangkan literasi
kewarganegaraan diperlukan untuk mendorong perluasan dan pemerataan akses
masyarakat pada wawasan kebangsaan. Sehingga masyarakat terpapar pada ekspresi budaya
nasional yang melintasi sekat-sekat antarkelompok budaya. Serta agar masyarakat
dapat ambil bagian dalam identitas kebudayaan nasional Indonesia. “Ini
diperlukan agar masyarakat memiliki imajinasi menjadi bagian dari bangsa yang
satu,” ujar Direktur Fitra Arda.
Penguatan Pendidikan
Sebelumnya, Direktur PCBM
Kemendikbud menjelaskan tiga program besar yang dilakukan Kemendikbud sejak
tahun 2015 hingga 2019, yakni Program Indonesia Pintar, Revitalisasi SMK, dan
Penguatan Pendidikan Karakter. “Persoalan kunci tata kelola pendidikan adalah
perluasan dan pemerataan akses. Untuk itu, dicanangkan Program Indonesia Pintar
yang sejak 2015 sampai 2018 telah menyalurkan sebesar Rp35 triliun ke siswa
sekolah dasar dan menengah,” ungkapnya.
Pemerintah juga memberikan
perhatian khusus pada sekolah vokasi yang mempererat keterhubungan dunia
sekolah dan dunia kerja. Selama tahun 2015 hingga 2018, program revitalisasi
pendidikan vokasi telah berhasil membangun 136 SMK Pariwisata, 239 SMK Kemaritiman,
279 SMK Pertanian, dan 560 Technopark, serta mewujudkan ketersambungan sekolah
vokasi dengan 2.700 industri,” tutur Fitra.
Asisten III Gubernur Provinsi
Sulawesi Tenggara, Suharno, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan
Gebyar Hardiknas 2019 yang mendorong sinergi antar pemangku kepentingan
pendidikan dan kebudayaan baik dari pusat maupun daerah. Menurutnya, tema
Hardiknas, “Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Kebudayaan” sejalan dengan visi
Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Pemerintah pusat memiliki
Program Indonesia Pintar, kami memiliki Sultra Cerdas. Intinya pembangunan
manusia,” kata Suharno.
Dijelaskan Suharno, saat ini
angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sultra baru mencapai 68.
Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah mencapai 8,6. Dan harapan Lama Sekolah
mencapai 13,53. “Untuk itu, diperlukan kerja keras dan kerja bersama dalam
meningkatkan capaian pendidikan tersebut,” tutupnya.
Gebyar Hardiknas 2019
Gebyar Hari Pendidikan Nasional
2019 dilaksanakan serentak di seluruh provinsi di Indonesia. Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara sekaligus
Ketua Panitia, Asrun Lio, melaporkan bahwa Gebyar Hardiknas 2019
diselenggarakan bersama instansi pusat maupun daerah untuk dapat bersinergi
menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan.
“Provinsi Sulawesi Tenggara
mengambil tema bagaimana pendidikan ini peduli terhadap lingkungan. Hari ini
kita luncurkan program One Student One Tree,” kata Kadisdikbud Provinsi Sultra,
Asrun Lio, dalam laporannya.
Pekan Hardiknas 2019 Sultra yang
diselenggarakan di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi
Tenggara menghadirkan berbagai lomba bagi siswa dari berbagai jenjang. Gebyar
Hardiknas juga diisi dengan penampilan seni budaya oleh para siswa. Pemutaran
film pendidikan melalui bioskop keliling juga diadakan setiap malam di halaman
Dinas Pendidikan Provinsi Sultra. Masyarakat juga dapat mengunjungi pameran dan
mendapatkan layanan bidang pendidikan dan kebudayaan dalam Gebyar Hardiknas
yang berlangsung sampai dengan tanggal 29 April 2019. (*)
Kendari, 25 April 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 148/Sipres/A5.3/HM/IV/2019 kemdikbud.go.id
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 148/Sipres/A5.3/HM/IV/2019 kemdikbud.go.id
Komentar
Posting Komentar